Cari Blog Ini

Rabu, 23 Desember 2009

Selamat Hari Natal 25 Desember dan Tahun Baru 1 January 2010

Perhiasan Terindah adalah Kerendahan hati,
Kasih yang teruji adalah kesetiaan
Kekayaan terbesar adalah kebijaksanaan
Harta terbaik adalah kejujuran
Senjata terkuat adalah kesabaran
Pengaman terpenting adalah iman
Obat termanjur adalah doa, Damai selalu di hati.
Mohon maaf lahir dan Batin.

Jumat, 04 Desember 2009

MEMBUKA USAHA SAMPINGAN



Untuk mendapatkan penghasilan tambahan ada empat cara yang bisa Anda lakukan. Yakni bekerja pada orang lain, bekerja sendiri dengan mengandalkan keahlian, membuka usaha sampingan, atau melakukan investasi.
Dari keempat hal tersebut, membuka usaha sampingan biasanya merupakan cara yang cukup baik untuk mendapatkan penghasilan tambahan. Dengan membuka usaha sampingan, pertama-tama Anda mungkin harus terlibat penuh didalamnya. Tapi lama kelamaan, bila usaha itu besar, Anda bisa menyerahkan pengelolaannya pada orang lain, sehingga Anda bisa punya lebih banyak waktu. Sementara pemasukan terus berjalan. Bandingkan dengan apabila Anda bekerja pada orang lain atau bekerja sendiri dengan mengandalkan keahlian. Bekerja pada orang lain jelas Anda harus mengikuti jam kerja yang disyaratkan. Sedangkan bekerja sendiri dengan mengandalkan keahlian, biasanya Anda bisa menentukan waktu kerja Anda sendiri, tapi tetap saja Anda akan sibuk.



PENGHASILAN BISA BESAR



Jangan salah kira, usaha sampingan, apabila Anda jalankan dengan sungguh-sungguh bisa memberikan hasil yang sama ­ bahkan lebih besar ­ dibanding bila Anda bekerja dan mendapatkan gaji.
Saya pernah memperhatikan tukang sate yang berjualan di dekat rumah saya. Setiap hari, dari jam 17.00 - 24.00 (7 jam kerja), ia bisa menjual sekitar 250 tusuk sate ayam. Kalau satu tusuk dihargai Rp 400, maka ini berarti ia mendapatkan Rp 100 ribu sehari. Dalam sebulan, ia bisa bekerja sekitar 25 hari. Ini berarti pemasukannya sebulan mencapai Rp 2,5 juta. Saya pernah tanya berapa sih keuntungannya dari Rp 2,5 juta itu? Dia bilang sekitar 60 persen. Ini berarti keuntungannya adalah Rp 1,5 juta setiap bulan. Itu belum termasuk keuntungan dari penjualan lontongnya.
Tentu saja Anda tidak harus jadi penjual sate bila Anda memang tidak mau. Anda bisa membuka usaha lain yang mungkin lebih Anda kuasai seluk-beluknya. Prinsipnya di sini adalah apa pun usahanya, kalau Anda jalankan dengan serius, hasilnya bisa besar. Pada awalnya yang namanya usaha mungkin tidak akan selalu berjalan lancar. Penghasilannya mungkin belum seberapa. Tapi itu karena usaha Anda mungkin belum dikenal orang banyak. Namanya juga masih baru. Lama kelamaan, seiring dengan makin dikenalnya usaha Anda, usaha Anda pasti akan mulai berkembang, sehingga hasil yang Anda dapatkan makin besar pula.
Tukang sate tadi misalnya. Saya yakin, pertama kali ia membawa dagangannya, orang mungkin masih ragu-ragu untuk mencoba satenya, karena orang baru pertama kali melihat tukang sate ini. Tapi lama kelamaan, orang mulai memesan satenya, dan akhirnya orang ini identik dengan sate. Setiap kali ia lewat di depan rumah saya, saya langsung teringat akan satenya. Itu bukti bahwa usaha apa pun membutuhkan pengenalan.
Orang harus kenal lebih dulu dengan usaha Anda, apa pun usaha itu. Entah toko, entah restoran kecil, entah usaha jahitan. Mungkin pengenalannya makan waktu satu tahun, dua tahun, atau mungkin hanya beberapa bulan, tergantung bagaimana promosi Anda. Setelah kenal, barulah selebihnya tergantung pada kualitas produk Anda. Bila sekali saja konsumen tak suka, seterusnya mereka kapok membeli produk Anda. Apa pun jenisnya. Karena itu, Anda juga harus menjaga kualitas produk agar sesuai keinginan konsumen.
TIDAK HARUS MENINGGALKAN PEKERJAAN
Siapa bilang bahwa Anda harus meninggalkan pekerjaan tetap Anda sekarang bila Anda menjalankan usaha Anda? Anda tidak harus meninggalkan pekerjaan tetap Anda. Anda bisa menjalankan usaha Anda sambil Anda tetap bekerja di pekerjaan Anda sekarang. Hitung-hitung, Anda nantinya akan punya pendapatan yang dobel kan? Pertama-tama, mungkin pendapatan usaha Anda masih jauh lebih kecil dibanding gaji dari pekerjaan Anda. Tetapi lama-lama, seiring dengan makin dikenalnya usaha Anda, usaha Anda akan makin maju, dan pendapatan usaha Anda siapa tahu akan meningkat dan bisa menyamai gaji Anda?
Kemudian, siapa tahu juga pendapatan usaha Anda bisa meningkat lagi dan melebihi gaji Anda? Saya banyak melihat contoh orang yang merintis usaha sambil tetap mempertahankan pekerjaannya. Lama-lama ketika usahanya makin sukses, pendapatan dari usahanya meningkat, dan jumlahnya jauh melebihi gajinya. Sehingga ia memiliki pilihan apakah ia akan mempertahankan kedua pendapatannya, atau meninggalkan pekerjaannya dan terjun total 100 persen ke dalam usahanya dengan harapan agar penghasilan dari usahanya bisa makin besar. Bagi Anda yang menjadi ibu rumah tangga dan hanya suami yang bekerja, mungkin bisa lebih enak lagi. Anda merintis usaha Anda, sementara suami Anda tetap mendapatkan gaji dari pekerjaannya. Masing-masing dari Anda sekarang menghasilkan pendapatan bagi keluarga. Bukan begitu?
SIAP MELUANGKAN WAKTU
Kalau Anda menjalankan usaha Anda sambil masih tetap bekerja, maka Anda harus siap meluangkan waktu. Bagi Anda yang menjalankan tugas sebagai ibu rumah tangga, Anda harus siap menyisihkan sekitar ­ mungkin 4 jam setiap hari untuk mengurus usaha baru Anda. Bagi Anda yang juga bekerja di kantor, mungkin Anda harus siap menjalankan usaha Anda pada malam hari. Terserah Anda. Yang jelas, Anda harus memiliki komitmen untuk mau menjalankan usaha Anda, dan jangan kaget kalau nanti Anda akan lebih capek dari biasanya. Ini wajar, karena Anda menjalankan dua pekerjaan sekaligus kan?
Tapi apa yang membuat Anda mau lebih capek dari biasanya? Apa yang membuat Anda mau repot-repot menjalankan usaha Anda? Ini karena Anda ingin agar usaha Anda bisa berkembang kelak dan pengelolaannya bisa Anda serahkan ke anak buah Anda sehingga Anda bisa punya lebih banyak waktu untuk keluarga Anda kelak sementara tetap mendapatkan penghasilan. Jadi, Anda investasi waktu (mau lebih sibuk) sekarang, dengan harapan agar Anda mendapatkan waktu yang lebih banyak kelak. Jadi, sesibuk apa pun sekarang, kenapa Anda tidak luangkan waktu untuk merintis sebuah usaha?
PERLU DUKUNGAN KELUARGA
Minta dukungan dari keluarga Anda. Kalau perlu, ajak suami Anda untuk ikut membantu Anda. Libatkan suami Anda dari awal. Dengan demikian, suami Anda bisa ikut berperan dalam usaha Anda, karena dukungan suami itu penting. Banyak usaha rumahan yang gagal karena tidak adanya dukungan suami. Bukan berarti Anda tidak akan berhasil dalam usaha Anda bila tidak didukung suami, tapi memang akan sangat membantu kalau suami Anda ikut mendukung usaha Anda kan? Kalau perlu, jangan katakan pada suami bahwa ini adalah usaha Anda. Katakan padanya bahwa ini adalah usaha keluarga, bukan usaha Anda. Kelak kalau usaha ini besar, suami Anda bisa ikut terlibat di dalamnya. Bukankah akan mengasyikkan bila suami-istri bekerja bersama membangun usaha keluarga?
TIDAK HARUS SEKOLAH TINGGI
Apakah Anda adalah salah satu dari mereka yang tidak mengenyam sekolah tinggi? Apakah Anda cuma lulusan SMP? Apakah Anda cuma lulusan SMEA? Atau apakah Anda sama sekali tidak pernah sekolah dan hanya punya pengalaman?
Baca ini: Anda tidak harus mengenyam sekolah tinggi lebih dulu untuk bisa membuka usaha dan berhasil dalam usaha Anda. Kita sudah sering mendengar dan melihat dengan mata kepala sendiri bahwa ada banyak orang berhasil dalam membangun usahanya dari nol, meski tidak memiliki pendidikan tinggi. Apa resepnya sehingga mereka bisa berhasil? Ketekunan dan motivasi untuk bisa berhasil. Yang lebih penting, ia ­ walaupun tidak sekolah tinggi ­mau belajar. Belajar tidak harus ditempuh dengan sekolah. Anda bisa belajar dari pengalaman Anda, dari buku, dan dari pengalaman orang lain (baik keberhasilan maupun kegagalannya). Satu lagi, mereka mau memulai usahanya dari kecil lebih dulu, sebelum lama-lama usaha itu menjadi besar. Percayalah, Anda punya kesempatan yang sama dengan saya, dan dengan orang yang lain untuk bisa berhasil, walaupun Anda tidak memiliki pendidikan tinggi sekalipun. Jadi tunggu apa lagi? Bulatkan tekad untuk membuka usaha sampingan. Sekarang juga.

Jumat, 18 September 2009

10 Kiat Membina Keluarga Bahagia

Setiap orang pastilah ingin keluarganya bahagia. Menciptakan keluarga bahagia bukanlah hal yang susah. Ada kiat-kiat tertentu dalam membina keluarga menuju keluarga bahagia :

  1. Jujurlah satu sama lain.
  2. Dengarkan keluhan pasangan Anda dan anggap serius perasaannya
  3. Bila ada ganjalan sebaiknya didiskusikan sehingga tidak menimbulkan kebencian.
  4. Tunjukkan pada pasangan bahwa Anda mencintainya dan katakanlah “I love You” minimal sekali sehari. Dan berusahalah memberikan sentuhan mesra saat anda mengatakan "I love you hanny".
  5. Ciptakanlah waktu berdua saja tanpa diganggu oleh anak-anak. Jadualkan kegiatan berdua minimal setahun sekali.
  6. Janganlah mengungkit-ungkit masa lalu dan belajarlah dari kesalahan.
  7. Percayalah pada pasangan . Bila Anda ragu atau curiga ungkapkanlah hal tersebut padanya.
  8. Pada saat pasangan Anda berbicara, pandanglah wajahnya sehingga ia tahu kalau Anda memperhatikan ucapannya.
  9. Saat bertengkar jagalah perkataan Anda ( jangan sampai mengatakan sesuatu yang akan disesali nantinya) dan berusahalah tetap tenang dan tidak terbawa emosi, berusahalah tetap duduk.
  10. Jagalah rahasia hubungan Anda berdua.

Selasa, 15 September 2009

Tidak Gampang Membangun Keluarga yang Solid

Banyak pasangan yang ingin segera menikah, namun keputusan untuk mengikat diri dalam perkawinan itu seringkali tidak dilandasi dengan pemikiran yang matang. Padahal, membangun keluarga yang solid bukanlah hal yang mudah. Banyak pasangan tidak menyadari bahwa menyatukan dua individu yang berbeda kepribadian dan latar belakang memerlukan kerja keras dan waktu yang lama.
Menurut Prof. DR. Komaruddin Hidayat, Rektor UIN Syarif Hidayatullah, Jakarta, diperlukan ilmu khusus untuk membangun keluarga yang tangguh.
"Yang pertama adalah, suami-istri harus diikat dengan iman. Dengan begitu tanggung jawab bukan hanya pada pasangan, tetapi juga pada Tuhan," papar Komarrudin, di sela-sela workshop pranikah dan parenting di Jakarta, Selasa (15/9).
Konsep saling berbagi di dalam keluarga tidak cukup hanya dilihat dari materi semata. Pasangan harus mempunyai kecerdasan emosi untuk memiliki sikap saling percaya dan berempati satu sama lain. Kecerdasan emosi bisa diperoleh asalkan kedua pasangan terus belajar saling memahami. Bila hal ini sudah cukup terasah, rasa percaya dan empati tersebut akan muncul dengan sendirinya.
Hal penting yang perlu diketahui pasangan, kehidupan rumah tangga juga harus selalu dipenuhi dengan cinta dan kasih sayang. Kita tidak bisa hanya mengandalkan cinta yang kita rasakan saat pertama kali bertemu dengan pasangan, karena perasaan berbunga-bunga ini akan segera pupus. Cinta harus selalu dipupuk dan disirami. Jika rasa sayang dan cinta tersebut diabaikan, pasangan akan mengalami akibat buruknya, seperti perselisihan yang terus terjadi.
Hal lain yang tak kalah pentingnya adalah masalah pendapatan. Bagaimana pun juga, pasangan hidup di dunia nyata, dimana semua kebutuhan rumah tangga harus dipenuhi. "Cinta dan iman juga harus dilengkapi dengan income. Meskipun begitu, pendapatan jangan dijadikan fokus," tukas Komarrudin.
Ia juga berpendapat, tidak menjadi masalah jika pendapatan istri lebih besar dari suami. Komarrudin mencontohkan, pendapatan Nabi Muhammad SAW lebih kecil dari pada penghasilan Siti Khadijah, istrinya. Namun Siti Khadijah tetap dapat menghormati suaminya. "Pendapatan istri boleh saja lebih besar, namun suami harus lebih kaya hati dari istri," ujarnya.
Dikatakannya, setiap pasangan harus mempunyai benteng yang kuat agar tidak mudah tergoda dengan hal-hal yang dapat merusak rumah tangga. Jika merasa benteng yang dimiliki tidak cukup kuat, maka sebaiknya hindari semua godaan tersebut.
"Jangan mendekati godaan kalau tidak dapat melawannya, jauhi saja," saran dia.

Jumat, 11 September 2009


Lamhot' Family

Saya senantiasa bersyukur kepada Tuhan atas berkat dan perlindungannya kepada saya dan keluarga saya. Terima kasih Tuhan Berkatmu selalu melimpah dan senantiasa mengalir seperti sungai mengalir.

Saya lahir tanggal 19 October 1969 tetapi di sertifikat saya 29 October dan itu lah yang berlaku sampai sekarang.
Istri saya lahir 06 October 1970, selisih usia terpaut 1 tahun.
Kami di karunia 4 anak 2 laki laki dan 2 perempuan

Benedict Pratama Sinaga, Lahir di P Siantar 01.12.2009, RS Vita Insani Caesar.

Rayhal Yunus Sinaga, Lahir Di P. Siantar, 30 Aug 1999, RS Vita Insani, Nirmal

Natasya Advelin br Sinaga, Lahir di P. Siantar, 17 Dec 2001 , RS Vita Insani Caesar

Winola Belecia br Sinaga, Lahir di P. Siantar, 13 Nov 2004, RS Vita Insani, Caesar